Minggu, 08 Juni 2014

car free day

UDARA BERSIH DENGAN HARI BEBAS KENDARAAN

          Kendaraan bermotor menyumbangkan emisi CO2 dan CO yang sangat besar bagi lingkungan. Kedua gas ini beracun bagi makhluk hidup di bumi, khususnya manusia dan hewan jika jumlahnya terlalu berlebih. Pada kenyataannya tumbuhan yang merupakan satu-satunya makhluk hidup penyerap CO2 dan CO kini keberadaannya mulai tergeser dengan gedung-gedung pencakar langit. Sementara itu semakin hari jumlah penduduk semakin bertambah sehingga kebutuhan akan penggunaan kendaraan bermotor juga meningkat. Berdasarkan sensus tahun  2010 diketahui  bahwa  pertumbuhan penduduk di Indonesia melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49  per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan  penduduk sekitar  3,5  juta. Jika di tahun 2010 jumlah penduduk  237,6  juta  jiwa maka di  tahun 2011 bertambah 3,5 juta  yakni  sekitar 241,1  juta  jiwa. Jika  laju  pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Indonesia pada  tahun  2045 menjadi sekitar 450 juta  jiwa (BKKBN, 2011).  
Berdasarkan data tersebut  telihat bahwa emisi CO2 dan CO akan meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor. Gas emisi kendaraan seperti CO2 dan CO akan mengikat haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengantarkan oksigen segar ke seluruh tubuh, menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Berkurangnya persediaan oksigen ke seluruh tubuh akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian, apabila tidak segera mendapat udara segar kembali. Para epidemilogis logis di Inggris, telah mendata lebih dari 2.000.0000 orang meninggal di dunia karena polusi udara.
Salah satu solusi yang bisa diaplikasikan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya pada daerah perkotaan yaitu menerapkan program Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day). Program ini sudah diterapkan di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Jember, Malang, dan Surabaya. Di Kabupaten Jember sendiri program ini berlangsung dengan baik dan mendapat respon positif dari masyarakat. Pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu dengan menutup beberapa jalur utama akses menuju pusat kota (Alun-Alun) namun tetap menyisakan jalur lain sebagai alternatif pengendara yang bepergian jauh. Penutupan jalur ini dapat dilakukan mulai jarak ± 200 m dari pusat alun-alun kota. Penutupan jalur ini dilaksanakan pada hari minggu sehingga tidak mengganggu aktivitas kerja masyarakat dan dilakukan mulai pukul 06.00-10.00 pagi.
          Kegiatan ini sangat membantu mengurangi polusi udara di perkotaan karena selama 4 jam tidak ada kendaraan bermotor yang melintas. Jangankan 4 jam, 30 menit saja tidak ada kendaraan yang melintas maka kondisi udara di lingkungan terasa lebih segar dan sejuk. Lebih jauh lagi pelaksaanaan program ini membawa dampak positif lainnya. Pada pusat alun-alun bisa digunakan untuk senam pagi bersama instruktur yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. Masyarakat juga bisa berolahraga lari di sekitar alun-alun. Pada wilayah trotoar jalur yang ditutup juga bisa menjadi sarana berjualan jajanan khas kota, souvenir, dan  bagi masyarakat sekitar. Semua proses kegiatan ini tentu melibatkan aparat keamanan untuk menjaga ketertiban lingkungan.
Kondisi lingkungan yang bersih dan sejuk serta digunakan untuk berolah raga tentu akan membantu menjaga kesehatan tubuh. Selain itu makanan khas yang disajikan akan menjaga kelestarian kuliner di wilayah tersebut sehingga tetap dapat dikenal dan dinimati oleh generasi muda daerah secara berkelanjutan. Pameran jajanan khas daerah juga akan membantu mengangkat nama daerah untuk go international jika ada turis yang sedang bermukim dan mengunjungi kegiatan car free day ini. Segala kegiatan ini tentu akan menarik perhatian masyarakat sekitar sehingga dari pada harus berpergian ke tempat wisata di luar kota yang membutuhkan biaya lebih besar, mereka akan memilih untuk mengikuti program car free day karena murah, dekat, dan cukup menghibur. Perubahan minat masyarakat ini akan membantu mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan tentu juga akan mengurangi polusi udara.
          Sedikit saja tindakan pengurangan polusi udara pada zaman ini sangat berarti bagi peningkatan kebersihan lingkungan sekitar, bahkan di dunia. Jika saja seluruh kota di Indonesia menerapkan program kegiatan ini maka tentu sangat membantu sekali dalam menjaga kelestarian lingkungan. terlebih jika seluruh dunia menerapkan program ini, maka sudah berapa banyak polusi yang bisa dikurangi?, sudah berapa banyak energi bahan bakar yang bisa dihemat?, dan sudah berapa lama umur yang bisa disumbangkan untuk dunia ini?. Jika sudah jelas kegiatan ini sangat bermanfaat, mengapa masih ragu untuk diterapkan?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar